Diberdayakan oleh Blogger.
.

Archive for Oktober 2011

Energi


posted by Unknown on

No comments


Ketika muda, semuanya adalah soal karir. Kamu mampu mengerjakan banyak hal, mendapatkan banyak prestasi dan materi. Ketika tua, kamu segera menyadari, kamu tidak mengerti apapun, bahkan dirimu sendiri. Sementara waktu terus berjalan, yang tertinggal hanya mampu menjadi sesal.

Mereka boleh saja mengambil nyawamu, tapi tidak kemerdekaanmu. Kamu boleh saja menyerah, melihat musuh begitu gagah. Lalu lari tunggang langgang, bersembunyi. Kamu akan selamat, sungguh, kamu akan selamat. Lalu melanjutkan hidup diatas ranjang, di ladang-ladang atau ternak milik si tuan. Setelah itu, mungkin sepuluh atau limapuluh tahun lagi, kamu akan mati juga. Bedanya, kamu mati diatas ranjang tanpa sedikitpun yang dimengerti. Sementara mereka, mati hari ini demi kemerdekaan diri sendiri.
...lalu, apa bedanya hari ini atau nanti?

Energi itu kekal kawan, hanya tubuh lah yang selalu rindu mencumbu rahim semesta,
rindu pada rumah berupa tanah.
Tubuh menjadi bangkai, dimakan ulat, menjadi humus, humus menyuburkan tanaman, tanaman memberi makan hewan juga manusia.

Energi itu kekal kawan, hanya keberanian mempercayainya lah yang dibutuhkan.
Semesta memberi, semesta juga yang mengambil.


bersambung....




Jatinangor, 28 Oktober 2011

Shunya~


posted by Unknown on

No comments


…dan apa yang tak selesai kau tanyakan disini, tak boleh kau tanyakan padaku diluar.

Kamu terlihat bingung, biarlah, bawalah shunya—yang dalam bahasa sansekerta adalah tanda kekosongan, ketiadaan, kesunyatan—dalam langkah pulangmu.

Sebab engkau tahu, segala yang metaforis dan puitis akan segera menjadi matematis dan logis dalam tangan manusia yang antroposentris. Aku tidak hendak membawamu kesana, sebab sudah cukup lah bilangan shunya itu menjadi nol dalam susunan basis bilangan orang-orang Arab itu. Setelah sembilan, semua kembali digenapi oleh si nol, tidak kembali pada sesuatu yang kosong, tiada, dan sunyat. Ia yang semula tanda, kini menjadi angka.

Kamu terlihat bingung, biarlah, bawalah shunya dalam langkah pulangmu.
Aku disini, dengan kopi yang tadi kau tuang, sudah cukup untuk kopi itu sendiri.

ini tanggal tiga, mengapa masih bertanya?



Jatinangor, 3 Oktober 2011





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...