Ketika Kekosogan menggoda hasrat.
Menawarkan berjuta asa
Terkulminasi realitas bentukan belaka
Rintih itu kini kian bias ditelinga
Berganti gelagar semangat muda
Meski sekedar euforia
Itulah diskursus mentalitas muda
Luapan asa seolah menari dalam konsepsi
Merangkai indah esok senja
Mendekatlah kepadaku
Kan ku beri sisa malam
Bersama kosongnya produk urban.
Mungkin itu milik kita
Meski nyata sudah tangan perkasa menggenggam dunia
Menancapkan hegemoni kaum mereka
Adakah sisa-sisa berserak dihalaman?
Mari kita bersihkan dengan nada irama klasik.
Melantun melodi penyayat raut gelisah
Marilah,
Kita menari didalam kekosongan ini.
Mendendangkan syair ironi milik kita......
posted by Unknown on bukan pujangga