Diberdayakan oleh Blogger.
.

Perempuan senja; mata penuh penanda.


posted by Unknown on

No comments


...saat hujan mampir mengetuk jendela kamarku, berbiak di sudut bingkainya, aku masih tertidur.
tak lelah ia dera jendela dengan maksud membangunkanku, sesekali gemuruh yang mampir.
tak pelak lagi aku jera mengabaikan seruannya, dengan berat aku membuka mata. melihat keluar perlahan.
ah kiranya memang benar aku harus terjaga. maka segera ku jerang air dan menyiapkan secangkir kopi.
air pun mendidih, kopi ku sambut.
aku sulut sebatang rokok,
dan selamat pagi dunia...
***


senja ini, aku disadarkan hujan: aku kini tidak sendiri.
ia.
perempuan cantik yang menemani hidupku, bukan sekadar kekasih yang mencinta hadirku.
ia selalu penuh pesona, bergairah, penuh darah. aku terbakar olehnya.
Dengan perawakan dan penampilan yang sederhana,
ia mengada sebagai perempuan yang justru tidak sederhana-- penuh pesona.
aku mengagumi sekaligus memuja setiap lekuk tubuhnya, pun cantik pribadinya.
ketika aku harus menatap kedua matanya--mata penuh penanda. ia selalu cantik, rumit, dan penuh kedalaman.
sepasang mata itu mengisyaratkan hidupnya yang penuh dengan makna, kini aku bersama kedua mata itu.
berbagi dan berberi setiap jengkal pengalaman hidup. aku terpana. melihat berbagai warna yang berbeda.
hidupku bersamanya sungguh penuh gairah.

 entah apa sebenarnya yang ada dibalik sepasang mata itu kala tajam memandangku,
mata itu seperti malam yang pucat, gelap. kadang juga seperti senja yang merapat, penuh gairah.
mata itu juga seringkali memberi teduh, tenang aku kala menatapnya. bercinta dengan pendar kemuning sorot matanya.

kali ini, (lagi-lagi) mata itu hadir menghantuiku. tepat di sudut bingkai jendela.
ia menatapku tajam. seperti biasa, penuh kedalaman.
namun kali ini sungguh aku tidak mampu menerka apa yang mata itu ingin sampaikan.
terlalu rumit untuk aku eja secepat ini, beri aku waktu lebih untuk mempelajarinya.
pun butuh lebih banyak penanda.


yang aku tahu, mataku kini tak akan mampu lagi melihat mata-mata lainnya.
ia sudah mati, dalam hangat tatapmu... perempuan senja.


Pasirpogor, 26 Maret 2011

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...