Diberdayakan oleh Blogger.
.

Dewata; pagi itu


posted by Unknown on

No comments


"autumn leaves",
membuka pagi hari yang sedikit kaku di antara aku-kamu
mengapa ada kaku bila bisu hanya palu yang mengetuk rindu, aku-kamu?
hanya karena aku tak bisa memelukmu dalam sekat-sekat.
runcing pada pokok-pokok batang bambu,-
gemericik tubuh-menubuh; hantu pagi.

ah, aku benci jika sehari tak bisa mengecup keningmu, bahkan sekadar kecupan selamat pagi.
juga kopi yang harus kurasai sendiri, menginderai dengan pincang.
kosong melanda di antara seruputan. nikmat yang terkecap dengan singkat mengalir ke kerongkongan
hangatnya tak mampir di hati, lewat begitu saja.
...lantas pada kata-- merupa hangat dusta bahasa, kita bicara.
sementara camar bertengger di atap beranda, tanpa kata mereka mencinta.
ah, daya apa pada manusia seperti kita?

batu demi batu kita lewati sekadar untuk membatu- jejak kaku.
isolasi dari cinta diri.
memandang kejauhan, mengagumi dalam diam. hanya itu.
panorama runtuh seketika. diorama memunculkan wajahnya. wajah tanpa nama.


"sentuhlah jemari dalam diam, geligi beradu serupa tabuh genderang. berderit pada cakapnya.
kita satu, yang lain tanpa tanya."


purnama retak di atas ranjang.-
Dewata, 2 Juni 2011
Dien-Za




Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...