Diberdayakan oleh Blogger.
.

Energi


posted by Unknown on

No comments


Ketika muda, semuanya adalah soal karir. Kamu mampu mengerjakan banyak hal, mendapatkan banyak prestasi dan materi. Ketika tua, kamu segera menyadari, kamu tidak mengerti apapun, bahkan dirimu sendiri. Sementara waktu terus berjalan, yang tertinggal hanya mampu menjadi sesal.

Mereka boleh saja mengambil nyawamu, tapi tidak kemerdekaanmu. Kamu boleh saja menyerah, melihat musuh begitu gagah. Lalu lari tunggang langgang, bersembunyi. Kamu akan selamat, sungguh, kamu akan selamat. Lalu melanjutkan hidup diatas ranjang, di ladang-ladang atau ternak milik si tuan. Setelah itu, mungkin sepuluh atau limapuluh tahun lagi, kamu akan mati juga. Bedanya, kamu mati diatas ranjang tanpa sedikitpun yang dimengerti. Sementara mereka, mati hari ini demi kemerdekaan diri sendiri.
...lalu, apa bedanya hari ini atau nanti?

Energi itu kekal kawan, hanya tubuh lah yang selalu rindu mencumbu rahim semesta,
rindu pada rumah berupa tanah.
Tubuh menjadi bangkai, dimakan ulat, menjadi humus, humus menyuburkan tanaman, tanaman memberi makan hewan juga manusia.

Energi itu kekal kawan, hanya keberanian mempercayainya lah yang dibutuhkan.
Semesta memberi, semesta juga yang mengambil.


bersambung....




Jatinangor, 28 Oktober 2011

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...